-->

Keistimewaan Zedoary Alias Temu Putih : Kaya Dengan Zat Anti Kanker Bagi Kaum Wanita

Nama “Zedoary” mungkin terdengar sama asingnya dengan nama Lie Li Pien ataupun Pao Kwo Tan. Namun ketiga nama tersebut pada dasarnya adalah sama.
Zedoary adalah nama asing dari Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe. Lie Li Pien dan Pao Kwo Tan adalah nama dari Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe yang sudah dalam bentuk obat paten.
Sedangkan Curcuma zedoaria (Berg) Roscoe sendiri merupakan nama latin dari Temu Putih.

Lalu apa keistimewaan dari Zedoary atau temu putih ini ?
Keistimewaan dari Zedoary atau Temu Putih yang merupakan tanaman termasuk dalam famili Zingiberaceae ini adalah sangat bermanfaat untuk mengobati penyakit kanker secara alami, sebab tanaman ini kaya akan zat anti kanker.

Dari hasil penelitian, tanaman ini mengandung bahan berupa cineole, camphane, zingiberene, borneol, camphor, curcumin dan resin serta curcuminoid dan curdione.
Dengan kandungan tersebut di atas, dalam pengobatan tradisional Cina, Zedoary atau Temu putih ini telah dikenal mempunyai sifat anti inflamasi, hemostatik, melancarkan sirkulasi darah, fibrinolitik (menghancurkan bekuan darah ), anti neoplastik.

Mengingat kandungan dan sifat alami tersebut di berbagai negara temu putih ini sudah sejak lama dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Berbagai macam penyakit yang dipercaya dapat diobati dengan temu putih ini terutama adalah penyakit kanker, teristimewa penyakit kanker yang menyerang pada alat reproduksi wanita, berupa Kanker mulut rahim (kanker serviks), kanker vulva dan juga tumor rahim.
Temu putih juga dipercaya bermanfaat untuk pengobatan Kista Rahim, timbulnya rasa nyeri di saat haid, untuk mengobati wanita yang tidak mendapatkan haid serta sebagai pelega perut.

Uji pra klinis dan klinis telah membuktikan keistimewaan Zedoary ini.

Pada uji pra klinis efek sitotoksisitas ekstrak temu putih ini terhadap sel kanker ovarian menghasilkan CD50 sebesar 3,1 – 3,4 mikrogram/ml, Syu WJ et al (1998).
Pengamatan imun dalam pengujian menunjukkan adanya peningkatan fibroblas di sekitar jaringan tumor, meningkatnya infiltrasi limfosit ke dalam masa tumor dan meningkatnya proses fagositosis terhadap sel tumor. (P.6)

Pada uji pra klinis lainnya adalah untuk membuktikan Temu putih sebagai zat anti inflamasi dan hepatoprotektor. Hasilnya menunjukkan dengan pemberian peroral pada tikus ternyata mampu menghambat reaksi inflamasi yang terjadi karena kemampuannya menghambat aktivitas enzim siklooksigenase Yoshioka T et al (1998).

Ekstrak temu putih menurunkan SGPT pada mencit yang diinduksi dengan karbon tetraklorida Xiang ZX et al, (1989). Penelitian kultur hepatosit tikus yang diinduksi dengan D-galaktosamin/lipopoli sakarida menunjukkan bahwa penambahan ekstrak temu putih dalam kultur dapat mencegah terjadinya kerusakan sel hepatosit, Matsuda et al, (1998) (P.6)

Sedangkan pada Uji klinis dengan menggunakan ekstrak temu putih terhadap 165 kasus penderita kanker serviks menunjukkan hasil 52 kasus achieved of short term cure, 25 kasus market effects, 41 kasus improvement dan 47 kasus unresponsiveness Chang et al (1986) (P.6)
Lihat juga :

Anda mungkin menyukai postingan ini